Survival berasal dari kata survive yang berarti perjuangan untuk tetap hidup, sedangkan survival itu sendiri adalah : keadaan yang tidak menentu yang dialami seseorang atau kelompok orang pada suatu tempat di daerah terasing dan terisolir, dimana dalam menghadapi kondisi tersebut dituntut untuk harus tetap hidup atau survive, sedangkan orang atau sekelompok orang yang berada dalam kondisi tersebut disebut survivor.
MACAM-MACAM SURVIVAL
a. Berdasarkan medannya terbagi menjadi :
1.Survival hutan gunung ( Jungle Survival )
2.Survival laut ( Sea Survival )
3.Survival padang pasir ( Desert Survival )
4.Survival kutub ( Artic Survival )
Dalam kesempatan ini pembahasan kita hanya terbatas pada survival hutan gunung karena kegiatan kita banyak terfokus pada hutan gunung.
b. Berdasarkan kualitas
1. Survival individu Seseorang yang berada dalam kondisi survival dikarenakan memang melakukan kegiatan alam bebas seorang diri ataupun terpisah dari kelompoknya. Problematika yang dihadapi antara lain : • sepi • bosan • takut • panik • tidak ada teman untuk berkomunikasi • tidak ada nafsu makan • lelah dan capek
2. Survival kelompok Sekelompok orang yang berada dalam kondisi survival yang diakibatkan oleh semua anggota kelompok atau diakibatkan oleh seorang atau sebagian anggota kelompok sehingga akibatnya harus ditanggunug oleh semua. Problematika yang dihadapi antara lain : • teman sendiri • tidak menerima situasi dan kondisi yang ada
c. Berdasarkan tempatnya
1. Survival statis. Dalam survival statis ini survivor menunggu pertolongan atau bantuan dari orang lain untuk keluar dari kondisi yang tidak menentu ini. Hal ini ditandai dengan pendirian tempat perlindungan yang menetap.
2. Survival dinamis. Dalam kondisi dinamis pihak survivor sendiri yang berusaha keluar dari kondisi yang tidak menentu.
FAKTOR-FAKTORPENYEBABSURVIVAL
Beberapa faktor yang umumnya datang dengan sendirinya dan berkaitan dengan kondisi dan situasi yang dihadapi survivor adalah :
A. Psikologis yang disebabkan karena perasaan terasing,kesepian, takut, bosan, tertekan, panik dan putus asa.
B. Fisiologis disebabkan karena kelelahan, lapar, haus, sakit, luka, dan kurang tidur.
C. Lingkungan disebabkan karena beratnya medan, hutan lebat, binatang buas, dingin, hujan dan angin.
TINDAKAN / SIKAP DALAM KONDISI SURVIVAL
Apabila dalam suatu perjalanan alam bebas kita menyadari berada dalam kondisi survival, pedoman pertama yang kita pakai adalah S T O P.
Adapun kepanjangan dari STOP yaitu :
S = Stop, berhenti melakukan aktifitas untuk sementara dan menenangkan diri, jangan panic
T = Thinking, berpikir apa yang terjadi pada kita, dimana kita, apa yang akan kita lakukan dan bagaimana kita akan melakukannya, sambil mengingat-ingat rute perjalanan yang telah kita lakukan
O = Observation, melakukan observasi tentang lokasi kita yang berkaitan dengan apa yang akan kita lakukan
P = Adapun untuk tindakan yang akan kita lakukan dalam kondisi tidak menentu ini
ada beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi, yaitu :
A. Perlindungan ( shelter ) Beberapa pedoman yang dipakai dalam pembuatan tempat perlindungan, yaitu :
1. Aman Tempat perlindungan yang akan didirikan harus berada di lokasi yang aman dari keadan sekitar. Adapun bebarapa tempat yang harus dihindari dalam pembuatan tempat perlindungan :
• Pohon yang akan tumbang ( lapuk ) Berada di bawah pohon yang sudah lapuk ( pohon yang akan tumbang ) mempunyai resiko yang besar. Ada kemungkinan jika dahan atau ranting pohon tersebut, atau pohon itu tumbang akanmenimpa tempat perlindungan yang kita dirikan. Jadi sebaiknya tidak mendirikan shelter di bawah pohon yang lapuk.
• Daerah yang dekat sungai Sungai merupakan salah satu sumber mata air di gunung, dimana semua mahluk hidup menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan air. Dan juga binatang buas, seperti macan, babi, ataupun ular akan ke sungai dalam memenuhi kebutuhannya pada pagi hari ( biasanya ). Untuk mencegah hal tersebut, maka dianjurkan untuk tidak mendirikan tempat perlindungan, dan untuk memenuhi kebutuhan air, kita bisa mendirikan tempat perlindungan dekat dari sungai dalam radius yang sekiranya aman dari binatang buas.
• Di sisi tebing Tebing merupakan salah satu tempat yang potensial untuk terkena petir ( kilat ). Walaupun dalam keadaan terdesak, dianjurkan untuk membuat tempat perlindungan jangan di sisi tebing persis. Sudut tertentu yang dibentuk sisi tebing akan membentur batuan yang terdapat di sisi tebing dan kemudian tanah yang terkena kilat akan jatuh ke tanah. Kita bisa membuat tempat perlindungan di dekat sisi tebing, dimana lokasi tersebut aman dari kilat.
2. Nyaman Tempat perlindungan yang akan didirikan harus nyaman untuk beristirahat, karena istirahat merupakan suatu proses pemulihan energi. Improvisasi disini diperlukan agar kita merasa nyaman walau berada pada kondisi yang tidak menentu. Dalam kondisi survival, dan berada di perlindungan kita bisa membuat apa saja yang bisa mengisi waktu kita. Mencari kayu bakar sekalian cadangannya, membuat dapur ala kadarnya dengan bahan yang tersedia disekitar tempat perlindungan, mencari dahan atau ranting buat diletakkan dibawah alas tidur agar pada saat tidur kita akan merasa lebih nyaman, dan lain-lain yang sekiranya bisa kita lakukan dan bahannya bisa didapat disekitar tempat perlindungan kita. Dan juga dengan adanya kegiatan kita akan merasakan kenyamanan secara psikologis.
3. Terlindungi Adapun salah satu syarat tempat perlindungan dalah lokasi yang terlindungi, baik dari hewan ataupun dari cuaca yang dapat memeperburuk keadaan pada waktu survival. Kita tidak bisa memprediksi sampai kapan kita akan berada dalam kondisi survival, sehingga dibutuhkan tempat perlindungan yang dapat melindungi kita.
Ponco selain sebagai salah satu perlengkapan perlindungan dari hujan, dapat pula digunakan sebagai shelter. Adapun cara membuat shelter dengan ponco :
1. Dengan satu ponco
- Carilah lokasi yang cukup untuk shelter.
- Posisi shelter jangan searah dengan arah mata angin.
- Kemudian bentangkanlah ponco, kemudian dibagi dua memanjang. Pada masing-masing sudut diikat dengan tali dan diberi tiang penyangga.
- Pada masing-masing bagian sampingnya diikat menempel ke tanah, diharapkan sekuat dan sekencang mungkin agar kita merasa nyaman pada saat istirahat.
- Carilah jerami, daun kering ataupun dahan-dahan kering agar alasnya empuk.
- Pada bagian kepala ponco, ikatlah bagian kepala ponco sekencang mungkin, dan jangan sampai ada sela, serta arahkan kepala ponco menghadap atas yang nantinya akan digunakan sebagai penampung air hujan ( kalau musim hujan ).
- Buatlah parit disekitar shelter dengan jarak yang tidak terlalu dekat dengan ponco agar pada saat hujan shelter tidak terkena hujan.
- Usahakan cari daun-daun kering atau dahan buat penutup sisi bivak agar terhindar dari angin ataupun binatang buas.
Perapian
Prinsip dasar perapian pada umumnya ada tiga, yaitu :
1.Udara(wind))
2.Bahanbakar(fuel)
3.Bahan(material)
Jika salah satu unsur tidak dipenuhi , maka akan sulit untuk membuat perapian. Adapun banyak cara untuk membuat perapian, bisa dengan kayu yang digosok dengan kayu kering, dengan menggunakan semir sepatu, batu api, ataupun bahan lainnya.
TEHNIK SURVIVAL
Survival dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu tehnik dan sikap, atau kemauan untuk hidup. Tehnik adalah adaptasi prosedur normal mountaineering ke situasi yang nyaman, dimana kemampuan berimprovisasi dan tehnik survival. Pentingnya mempunyai kemauan untuk hidup telah ditunjukkan berkali-kali. Satu contoh yang telah kita kenal adalah pada saat dua orang pemanjat yang tidak membawa peralatan yang layak etrdampar di dinding batu yang luas di cuaca yang tidak mendukung. Mereka bertahan hidup sangat baik dalam keadaan itu, mempertahankan keinginan utuk hidup, sampai tim penyelamat melakukan kontak suara. Pada saat itu kelihatan bahwa kedua pemanjat tersebut merasakan mereka diselamatkan dan tidak perlu lagi melanjutkan usaha mereka dalam suvival. Keduanya meninggal dalam hitungan menit. Keyakinan diri dalam suatu tehnik survival mendukung keinginan untuk hidup dengan mengurangi ketakutan dan kepanikan. Tehnik survival melibatkan terutama perlindungan panas tubuh. berbagai bentuk penting dari transfer panas tubuh adalah melalui radiasi ( penyinaran ), konveksi dan konduksi dengan proses penguapan ( embun ). Kita akan mengingat secara terpisah antara pakaian dan tempat perlindungan dan bagaimana pelapisan ( insulasi ) mencegah penurunan panas tubuh tercapai. Berbagai diskusi akan diterangkan disini karena tema-tema ini akan lebih baik jika disertai referensi mountaineering standar. Tehnik-tehnik tersebut penting untuk tim penyelamat di gunung karena tehnik-tehnik tersebut bisa digunakan pada bivak pada saat dalam misi atau membawa korban yang sedang terluka sampai bantuan datang untuk melakukan pertolongan tingkat lanjut. Aspek survival yang lain adalah jumlah bahan makanan yang dimakan dalam waktu yang lama, akan diabaikan disini karena sebuah tim penyelamat di gunung secara normal hanya beberapa jam dari peradaban. Gambaran survival secara keseluruhan dapat diringkas dengan lima kata : Keinginan, Kecerdasan ( akal ), Kehangatan, Angin dan Air. Mekanisme Kehilangan Panas Tubuh Secara garis besar ada empat mekanisme kehilangan panas tubuh , yaitu melalui radiasi, konveksi, konduksi dan melalui penguapan air ke udara. KIta akan membahasnya satu-satu disini 1. RADIASI Kehilangan panas tubuh melalui radiasi secara kasar sebanding dengan perbedaan antara suhu tubuh dan keadaan sekitar. Jika tubuh terlindung dengan pakaian, perbedaan suhu antara kulit tubuh dan sentuhan dengan pakaian sedikit, dan dengan demikian radiasi kehilangan panas tubuh itu sendiri ( kecuali tanpa pelindungan pakaian ) dapat diabaikan. Bagaimanapun juga, radiasi dari permukaan kulit bagian luar pakaian dapat diukur tetapi berkurang dengan adanya suhu permukaan pakaian yang diperkecil denga menggunakan pelapis yang tebal. “Selimut Survival “ ( lembaran logam tipis yang terbuat dari bahan Mylar ) adalah salah satu alat survial yang mempunyai fungsi yang dapat kita puji yang pada dasarnya menghapuskan radiasi kehilangan panas dari seseorang dengan cara memantulkan panas ke tubuh, namun lembaran ini kebanyakan tidak mempunyai pengurangan kehilangan konduksi searah, yang dapat diukur. 2. KONVEKSI ( Angin ) Kehilangan panas tubuh yang dikarenakan gerakan yang dilakukan oleh badan yang terkena udara sangat penting. Angin dingin yang berhembus kembali menunjukkan bahwa angin yang kencang menjadikan suhu dingin. Bahkan dengan pakaian yang selapis, penurunan panas tubuh akan terjadi pada saat angin sepoi-sepoi. Cara yang terbaik dalam mencegah penurunan panas tubuh adalah dengan memakai pakian yang setebal mungkin dan berlindung di shelter agar tidak terkena angin. 3. KONDUKSI Aliran panas tubuh secara keseluruhan dengan konduksi melalui suatu bahan akan tergantung pada daya konduksi arus panas ( termal ) bahan pakaian, ketebalan pelapis ( pakaian ), dan perbedaan temperatur. Prinsip penting “ KETEBALAN = KEHANGATAN” muncul karena daya konduksi termal dari sebagian besar ( kering ) bahan pakaian hampir sama. Pelapis-pelapis ini menciptakan panas tubuh yang besar melalui udara yang terperangkap di bahan tersebut dibandingkan melalui bahan itu sendiri; jadi ketebalan yang diberikan bahan-bahan bulu angsa, wool, atau katun setiap konduksi panas tubuh hampir sama bagusnya. Pelapis dapat dibuat lebih tebal dengan jalan menambah ketebalan, bukan dengan mengganti bahan. Pemilihan bahan tergantung pada beberapa pertimbangan, seperti kemampuan anti air ataupun asap. kualitas pelapis pada saat basah, keawetan, kesederhanaan, dan lain-lain. Sebagai contoh, pakaian yang berbahan bulu angsa memberikan kehangatan yang paling bagus berbanding dengan berat bahannya ketika kering, namun harganya mahal dan tidak berguna pada saat bahan tersebut basah. Bahan yang terbaik untuk pakaian bagian dalam adalah wool, karena kualitas pelapisnya lebih baik pada saat basah dibandingkan dengan bahan yang lain. 4. LEMBAB Tubuh kehilangan panas badan yang banyak pada saat bekerja keras dengan mengeluarkan keringat dan penguapan air. Bahkan pada saat istirahat, tubuh secara kontinue terjadi penguapan air melalui pori-pori dan pada saat bernafas. Implikasi yang utama dari mekanisme kehilangan panas badan adalah kemungkinan pelapis menjadi basah dan kurang efektif ( kerja pelapis ). 5. SHELTER Pelapis disekitar tubuh selama kita tidur biasanya menggunakan sleeping bag ( kantong tidur ) atau separuh kantong dan parka yang digunakan sebagai perlindungan dari tanah yang dingin dan kelembaban. Sleeping bag yang biasanya menggunakan bahan bulu angsa memberikan kehangatan yang maksimal dan berat yang minimum serta packingnya sederhana, harus terlindung dari kelembaban. Tidur dengan mengunakan pakaian yang basah dapat membuat sleeping bag menjadi basah dikarenakan kondensasi proses penguapan air yang keluar dari pakaian yang nantinya akan menempel di sleeping bag tersebut. Pada beberapa kasus, dalam membuat shelter diperlukan tenaga yang lumayan banyak. Aktifitas ini akan membuat pakaian menjadi basah karena adanya keringat. Shelter yang paling baik adalah shelter yang tidak memerlukan lokasi / tempat yang tidak terlalu luas, dan maing-masing individu saling mendekatkan diri agar suhu badan tetap terjaga. Pelapisan / penyekat diantara badan dan tanah atau dibawah salju sangat penting dalam survival. Mencegah hilangnya suhu badan sangat penting untuk siapapun yang duduk atau berbaring di tanah yang dingin atau salju, dan ketebalan pelapis harus ada, dengan duduk beralaskan matras, ponco atau yang lainnya yang bisa menjadi media perantara antara tubuh dan permukaan tanah.
• Manfaat Alam Alam sering menyediakan tempat perlindungan atau dapat digunakan sebagai suatu keuntungan untuk menambah improvisasi tempat perlindungan buatan manusia yang dijelaskan dibawah ini. Tim-tim penyelamat sadar akan pola angin dan cuaca dalam skala kecil. Seringkali punggungan yang kecil, batu besar atau kayu gelondongan digunakan sebagai perlindungan dari angin. Karena radiasi yang mendinginkan dilangit pada saat malam yang cerah, maka akan lebih terasa lebih dingin berada di bwaah bintang-bintang dibandingkan berada di bwaah pohon atau batu yang mencuat karena objek-objek tersebut dapat memantulkan panas tubuh kembali.
• Lubang Pohon Atau Pohon Tumbang Di hutan kadang kita menemukan pohon yang berlubang ataupun pohon besar yang tumbang. KIta bisa menggunakan itu sebagai shelter alam dengan menambah beberapa bagian agar kita merasa nyaman. Improvisasi dibutuhkan disini. Misalkan, kita bisa memasang ponco atau flysheet sebagai atapnya. Dan juga melengkapi dengan mencari dan menyiapkan kayu bakar untuk api pada saat malam hari selain makanan tentunya.
• Perlindungan Dengan Menggunakan Ponco ( bivak ) Ponco selain berguna sebagai perlengkapan pada saat hujan, bisa juga sebagai shelter atau sering disebut dengan bivak. Ponco ada bemacam-macam. Ada ponco yang telah biasa kita lihat dan gunakan dengan berbagai macam tingkat ketebalan. Dan ada juga yang digunakan oleh militer, bentuknya lebih besar dibandingkan dengan ponco yang biasa kita gunakan.
MAKANAN DAN AIR Air merupakan bagian yang esensi pada saat melakukan kegiatan alam bebas. Orang yang sedang melakukan pendakian akan lebih mudah terserang dehidrasi dibandingkan orang yang berada di kota. Efek dehidrasi di gunung dapat menjadi serius, dan sesegera mungkin korban yang terkena dehidrasi diberikan perawatan dan pertolongan. Selama musim panas, persediaan air bisa ditemukan di beberapa daerah pegunungan, namun tidak jarang daerah tersebut tidak mempunyai persediaan air, dan suatu keuntungan bagi ktia jika kita bisa menghemat penggunaan air mengisi air yang dapat diminum di pelples (tempat air ). Pada musim dingin, kita bisa menemukan air dengan cara menggali salju yang menutupi permukaan sungai atau dengan cara menjebol lapisan es di danau. DAn untuk menjaga air agar tidak dingin, bisa kita taruh di dalam sleeping bag. Untuk musim dingin yang lama di gunung, kompor sangat penting agar bisa melarutkan salju menjadi air. Makanan yang dimakan di gunung selama sehari perjalanan dianjurkan makanan yang gampang dicerna dan mengandung karbohidrat tinggi, zt lemak, dan tahan lama. Pendaki yang berpikiran efesien akan membawa makanan yang bisa dimakan instant tanpa harus berhenti selama perjalanan. Di perjalanan yang lebih panjang, harus dipikirkan tentang makanan yang nantinya berhubungan dengan berat makanan, kandungan yang terdapat di dalamnya, komposisi kandunagn makanan yang seharusnya dibutuhkan tubuh perhari, variasi makanan, kemudahan pencernaan makanan dan proses memasak makanan tersebut. Beberapa Pertimbangan Selain dari pakaian dan shelter, kehangatan dapat dipertahankan dengan cara melakukan sesuatu yang nyata seperti membuat perapian dan reflektor. Dengan berkumpulnya survivor bersama diantara perapian dan reflektor makan panas tubuh akan terjaga. Seperti yang kita ketahui, tubuh yang secara aktif menghasilkan hawa panas di tubuh dan seseorang yang menggunakan pelapis pakaian akan membuat panas tubuhnya akan terjaga. Tubuh yang sedang istirahat akan membutuhkan lebih banyak pelapis pakaian. Ada beberapa aktifitas termasuk menggigil akan menjaga tubuh tetap hangat. Tubuh butuh membakar makanan untuk menghasilkan panas, namun jika seseorang makan terlalu banyak makanan dia bisa merasaan kedinginan yang relatif cepat kemudian dikarenakan darah yang akan mengedarkan panas di tubuh sebaliknya akan menuju ke perut dimana proses pencernaan berlangsung. Tetapi, dengan memakan makanan dengan jumlah yang sedikit pada saat sebelum tidur akan membantu seseorang tersebut terjaga panas tubuhnya.
(Artikel ini adalah bahan-bahan yang penulis dapatkan sewaktu masih aktif sebagai anggota dari Wapa Manggala. Sebuah kelompok mahasiswa pecinta alam di IPDN Jatinangor. Kalau ada yang isinya sama persis dengan artikel dari orang lain, penulis minta maaf, karena tidak ada sedikit pun niat plagiat. Dari pada artikel ini hanya ter save di dalam computer, kan lebih baik di sharing kepada kawan-kawan yang memerlukan…..)
Posted by
Unknown
4 comments:
izin memperkenalkan diri bg.
saya anggota wapa manggala angkatan xii.
izin mengcoppy postnya bg. untuk bahan materi pengkaderan angktan xiii.
terimakasih
izin memperkenalkan diri bg.
saya anggota wapa manggala angkatan xii.
izin mengcoppy postnya bg. untuk bahan materi pengkaderan angktan xiii.
terimakasih
OK deh....
met pengkaderan. btw, kuliah nya di reginal mana?
salam
siap bg.makasih bg..
saya di jatinangor bg..
Posting Komentar