daranggi personal blog

mengikat pengetahuan dan ilmu dengan menuliskannya...............

MANAJEMEN PERALATAN

Sebelum melaksanakan pemanjatan artifisial langkah awal kita adalah mencatat dan mengecek alat yang akan di bawa sebelum berada di tebing, untuk pengecekan dan pengidentifikasian alat masuk pada manajemen alat.


1. Tali kernmantel.
Langkah awal kita mengurai tali, selagi mengurai tali, tali tersebut dicek dengan cara ditekan dan dilipat pada setiap kali mengurai tali. apa bila pada saat kita menekan tali tersebut ternyata pada bagian tertentu dari tali itu bentuk tali yang kita tekan berbentuk pipih dan waktu tali tersebut dilipat didalam mantel tersebut terasa tidak berisi atau mudah kita melipatnya menjadi dua bagian yang dapat menyatu maka seharusnya tidak dipakai.
2. Sling.
Pengecekan dimulai dengan melihat keadaan sling tersebut apakah ada cacat atau tidak bila ada cacat cukup parah maka kita tidak boleh menggunakannya apabila cacatnya tidak terlalu parah maka kembali pada keyakinan kita, apakah layak atau tidak di gunakan, selanjutnya pengecekan dilanjutkan dengan mengukur jarak sisa simpul pita pada sling kurang lebih dua jari.
3. Carabiner non screw.
Terlebih dahulu dicek pennya apakah daya pegas dari pen tersebut lemah atau tidak, bila pen-nya lemah dapat mengakibatkan benda yang di pasang ke carabiner keluar,
dapat terjadi dalam kondisi terbebani atau tidak terbebani. Bila pada saat pengecekan carabiner pen-nya sudah aus sebaiknya tidak dipergunakan.
4. Carabiner screw.
Terlebih dahulu dicek screw-nya apakah screw dari carabiner tersebut masih berfungsi atau tidak, bila tidak berfungsi maka kualitas carabiner tersebut sama dengan carabiner non screw jika pen dari carabiner screw tersebut daya pegasnya masih baik. Bila screw-nya tidak berfungsi sebaiknya carabiner tersebut tidak digunakan untuk belayer dan pengaman utama.
5. Reguler friend, camalots friend, flexible friend.
Untuk friend ini kondisinya harus benar-benar tidak boleh ada kerusakan pada seluruh bagiannya bila ada kerusakan maka tidak boleh digunakan karena pada setiap bagiannya saling berkaitan.
6. Stopper dan hexantrik.
Untuk pengecekannya bila pada bagian stopper dan hexantrik tersebut rusak tidak boleh digunakan.
7. Piton.
Ada dua tipe yaitu piton bilah /pasak , piton siku. Bahannya dari baja kromoli.
8. Harnest.
Pada setiap bagian harnest tidak boleh putus bila pada bagian harnest tersebut putus maka tidak boleh digunakan kecuali pada bagian untuk tempat peletakan alat
9. Jumar.
Yang terpenting dari jumar ini adalah kita harus mengecek per dan gigi jumarnya sebab pada bagian tersebut tidak boleh rusak bila rusak maka tidak boleh dipergunakan.
10. Croll.
Yang terpenting dari croll ini adalah kita harus mengecek per dan gigi crollnya sebab pada bagian tersebut tidak boleh rusak bila rusak maka tidak boleh dipergunakan

MANAJEMEN PEMANJATAN ARTIFISIAL
Setelah anda berada di tebing, maka yang harus di lakukan adalah mengetahui :

1. Terminologi tebing (bentukan tebingnya seperti apa).
2. Jalur mana yang akan kita lalui (setelah melihat bentukan tebingnya).
3. Jumlah pengaman dan peralatan apa saja yang akan di bawa setelah mengamati jalur tersebut.
4. Menggunakan satu pitch atau multi pitch dalam pemanjatan.
5.
Teknik alpine atau himalayan tactik

Setelah mengetahui terminologi tebing, menentukan jalur yang akan kita gunakan dan pengesetan peralatan yang akan di bawa dalam pemanjatan serta memperkirakan berapa pitch untuk menuju ketinggian yang kita inginkan, menggunakan Teknik twin, double atau single-rope sesuai dengan diameter dan jumlah tali di bawa.
Teknik-teknik pemakaian tali sesuai dengan diameter :

1. Single - Rope Rechnique (Teknik satu tali)
Adalah pemasangan satu tali berdiameter 10.0 milimeter atau lebih pada runner dan carabiner. Pengaman yang telah di pasang tersebut di pasangkan stirrup melalui carabiner dengan fungsi untuk menambah ketinggian dengan memijak stirrup, kemudian leader memasang pengaman dan menggunakan stirrup kembali untuk menambah ketinggian begitu juga seterusnya sampai pada ketinggian yang di inginkan atau sampai pada suatu pitch. Pemasangan stirrup di gunakan tidak hanya pada single-rope tehnique saja tetapi untuk semua teknik tali.
2. Double - Rope Technique (Teknik dua tali)
Adalah dua tali yang di pasang pada runner belay sesuai dengan posisinya, jika runner belay dipasang ke kiri berarti tali yang dipasang ke runner belay adalah sebelah kiri, bila pengaman yang di pasang sebelah kanan berarti menggunakan tali yang berada pada sebelah kanan. Untuk pemasangan tali ke runner belay posisi tali dalam pemasangannya tidak boleh terbalik, karena bila tali yang dipasang terbalik maka posisi tali akan menjadi kusut, untuk diameter tali 9.0 milimeter.
3. Twin - Rope Technique (Teknik tali berukuran sama)
Adalah dua tali yang dijadikan satu lalu dimasukan pada runner belay, untuk tali digunakan berdiameter 8.0 s/d 8.8 milimeter. Pemasangan tali pada runner pertama, kedua tali dimasukan ke carabiner pada runner, begitupun seterusnya pada runner selanjutnya, untuk teknik ini leader dan belayer harus melakukan simulasi-simulasi kering dengan baik sebelum di lakukan pada pemanjatan sebenarnya.

Pemanjat berjumlah 3 orang di tentukan terlebih dahulu yang akan menjadi leader, orang kedua dan cleaner. Leader adalah orang pertama yang membuka jalur dalam pemanjatan. Orang ke dua melakukan pemanjatan hanya melewati pengaman yang di buat leader. Cleaner orang terakhir dalam pemanjatan yang bertugas mengambil pengaman pada lintasan.
Setelah semua orang-orang itu di tentukan maka hal-hal yang perlu di persiapkan oleh :


1. LEADER
a. Langkah - langkah awal untuk peletakan peralatan.
- Piton dijadikan satu dalam sebuah carabiner non screw sesuai dengan jenis piton dan diletakkan di samping harnest.
- Untuk peralatan lainnya dijadikan satu (friend, chock stopper,cholk hexentrik) dalam sebuah carabiner non screw sesuai dengan jenisnya dan diletakkan disamping harnest.
- Sling diselempangkan di badan.
- Hammer, untuk peletakan hammer pada harnest, bagian pangkal hammer menggunakan carabiner screw dan di ikatkan sling atau tali prussik dengan panjang kurang lebih 1 M pada harnest, sedangkan pada bagian atas hammer diberi carabiner non screw untuk menggantungkan hammer di samping harnest.
- Stirup, bagian atas stirup memakai carabiner non screw dan di letakkan pada samping harnest.
- Cowstail sebanyak 2 buah dipasangkan pada harnest bagian depan dan pada kedua ujung cowstail diberi carabiner non screw.
b. Setelah selesai memasang peralatan.
Pemanjat pertama menggunakan ujung tali utama yang di ikatkan pada harnest bagian depan sebagai tali pengaman utama dan menggunakan simpul delapan tanpa menggunakan carabiner, serta memasang tali transfer pada bagian belakang harnest dengan menggunakan simpul delapan. pemanjat pertama memanjat dan memasang pengaman dan menggunakan salah satu teknik pemakaian tali di atas teknik twin, double atau single-rope tehnique, lalu pemanjatan siap dilaksanakan.
2. BELAYER
Belayer pada double, twin-rope tehnique dan single rope tehnique
Belayer memakai harnest lalu memasang carabiner screw dan figure of eight, kemudian ke dua tali di pasangkan ke figur of eight pada bagian depan harnest. Ada hal yang harus di ingat sebelum ke dua tali di pasangkan pada figur of eight yaitu kedua tali tersebut di pisahkan dengan cara mengurai dan memisahkan kedua tali secara terpisah agar tali tidak sampai kusut, baik antar tali atau pada bagian tali itu sendiri. (Teknik ini digunakan untuk double dan twin-rope tehnique) untuk single rope tehnique talinya di uraikan Selanjutnya harnest bagian belakang di ikatkan dengan cara mengikatkan ujung webbing ke bagian belakang harnest dan bagian pangkal webbing di pasang ke pengaman, fungsi pentingnya sebagai pengaman belay bila si pemanjat jatuh maka belayer tertahan oleh pengaman yang dipasang pada bagian belakang tadi.
Setelah pemasangan diatas selesai pemanjatan dapat dimulai, Leader mulai langsung memasang pengaman pertama, pengaman kedua dan pengaman seterusnya dengan posisi tali tidak boleh zig zag karena akan menyebabakan tali lebih panjang terulur dan juga beban hentakan pengaman tersebut akan lebih besar diterima, untuk menghindari hal tersebut maka panjang sling dari pengaman tersebut di sesuaikan agar posisi talinya tetap lurus .setelah sampai pada sebuah pitch atau ketinggian yang di inginkan, Hanging belay, untuk lokasi, belayer harus mempunyai syarat :
Tempat pemasangan pengaman yang baik dan mencari teras untuk belayer itu sendiri agar dapat leluasa dan tidak bosan
1. Belayer juga mencoba mencari tempat di mana belayer sendiri dapat melihat si pemanjat dan si pemanjat dapat melihat si belayer.
2. Belayer sendiri menjaga mata dari jatuhnya batuan dari atas dan bila batu yang jatuhnya sangat berbahaya kamu harus menggunakan helm atau meletakkan tas di atas kamu.
3. Antara belayer dan si pemanjat harus saling berkomunikasi untuk mengetahui posisi dan keadaan dan juga menjaga kalau lagi ada kendala di antara keduanya.
Setelah melakukan itu semua, leader kemudian memasang minimal dua pengaman yang benar-benar dapat menahan beban barang dan semua pemanjat, untuk pengaman pertama ini menggunakan carabiner screw dan membuat simpul pangkal pada tali utama lalu memasang pengaman kedua carabiner yang di gunakan carabiner screw dan membuat simpul delapan pada sisa tali utama yang panjang dan satu pengaman lagi menggunakan carabiner bebas untuk alur tali agar posisi yang membelay tetap ke atas, setelah itu memasang sisa tali utama yang panjang pada figur of eight kemudian siap membelay pemanjat yang tadinya menjadi belayer dimana sebelum melakukan pemanjatan memasang carabiner screw di bagian depan harnest lalu membuat simpul delapan ganda untuk dipasang pada carabiner tersebut dan pemanjatan siap dilakukan dengan memberi tanda kepada belayer dan leader pun siap membelay pemanjat ke dua, setelah itu orang kedua dengan di belay oleh leader tadi memanjat dengan melewati pengaman yang di pasang leader.
Setelah selesai membelay, pemanjat kedua melakukan pemanjatan dengan melewati pengaman yang di pasang dengan dibelay oleh leader, setelah tiba pada posisi belayer tadi berada maka, pemanjat tadi langsung membuat simpul sesuai dengan simpul pada pengaman pertama, pengaman kedua yang di pasang dan untuk peletakan simpul dan carabiner yang di gunakan pada posisi sama dengan belayer.
3. CLEANING
Alat yang di pasang pada harnest :
a. Hammer : untuk melepaskan pengaman piton.
Hammer, untuk peletakan hammer pada harnest, bagian pangkal hammer menggunakan carabiner screw dan diikatkan sling atau tali prussik dengan panjang kurang lebih 1 M pada harnest, sedangkan pada bagian atas hammer diberi carabiner non screw untuk menggantungkan hammer di samping harnest.
b. Chocker : untuk melepaskan pengaman sisip/chock
Chocker, untuk peletakkan pada harnest sama dengan cara peletakan hammer pada harnest.
Setelah semua selesai, cleaner melakukan pemanjatan sambil mengambil pengaman yang dipasang oleh leader tadi sampai cleaner berada pada posisi belayer kemudian memasang simpul ,carabiner dan peletakannya sama dengan posisi belayer tadi.
c. Jumar : alat untuk melakukan ascending.
Adalah alat bantu untuk untuk naik melalui tali kernamantel.


TEKNIK TRANSFER BARANG (HOULLING SYSTEM)
Bila ada barang yang akan di bawa ke atas maka pemanjat kedua tadi setelah sampai pada pitch tempat leader berada kemudian memasang pengaman dan carabiner screw untuk di pasangkan pulley dan memasang carabiner srew ke pulley untuk di sambungkan ke jumar lalu jumar tersebut dimasukkan ke tali yang di bebani oleh barang, fungsi jumar ini untuk menahan tali yang di tarik agar tidak jatuh bila tali yang di tarik tadi terlepas dan memasang jumar pada tali yang akan di tarik fungsinya untuk memudahkan dalam penarikan tali lalu memasangkan tali transfer ke pulley dan tali transfer tersebut di turunkan dan di ikatkan ke barang yang akan di bawa ke atas tersebut untuk mengangkat barang yang masih berada di bawah tadi di tarik oleh pemanjat ke dua dengan menggunakan Teknik ini.
Selagi pemanjat ke dua menarik barang, pemanjat ketiga mengcleaning dengan jumaring dimana tali utama di ikat pada pengaman yang di pasang leader atau dengan memanjat di belay pemanjat ke dua. Setelah mencapai pitch tempat leader dan pemanjat kedua berada. Untuk pemanjatan selanjutnya penentuan leader, orang kedua dan cleaner baru dapat ditentukan kembali begitu pun selanjutnya, bila semua pemanjat telah sampai pada ketinggian yang kita inginkan sebaiknya turun lewat jalan yang telah ada dan jika kita mau turun itu pun tak ada jalan lagi selain rappeling maka penentuan orang yang pertama, kedua, dan seterusnya untuk turun dapat di tentukan per pitch oleh ketiga orang tersebut.
Setelah semua turun, lalu kembali cek jumlah alat apa saja yang di tinggal dan alat tersebut kembali di packing.

LANGKAH - LANGKAH MELAKUKAN PEMANJATAN ARTIFISIAL
Setelah selesai memasang peralatan, pemanjat pertama memanjat dengan menggunakan teknik twin, double atau single-rope tehnique. Dengan menggunakan salah satu teknik diatas pemanjat pertama menggunakan ujung tali utama yang diikatkan pada harnest bagian depan sebagai tali pengaman utama dan menggunakan simpul delapan tanpa menggunakan carabiner, serta memasang tali transfer pada bagian belakang harnest dengan menggunakan simpul delapan.
Leader memasang pengaman pertama sebelum melakukan pemanjatan, dan posisi tali utama yang kita pasang ke runner harus berbentuk lurus atau vertikal tidak boleh zig-zag sebab bila posisi tali zig-zag, tali yang digunakan akan lebih panjang di bandingkan dengan posisi tali yang tegak lurus. Selain jika pemanjat jatuh hentakan pada pengaman yang lain akan lebih besar dari posisi tali yang tegak lurus atau vertikal dan tidak menutup kemungkinan pengaman yang terkena beban tadi ikut juga lepas. Untuk menghindari hal tersebut maka dalam pemasangan posisi tali utama pada runner harus tegak lurus walaupun jarak pengaman antara satu dengan yang lainnya agak lebih melebar ke kiri atau kekanan tidak menjadi masalah. Jika bertemu dengan kasus seperti itu solusinya adalah memanjangkan sling kearah posisi tali utama berada sehingga posisi tali tetap tegak lurus atau vertikal.
Sebelum melakukan pemanjatan, untuk pemasangan pengaman yang perlu di ingat yaitu mencari celah atau pengaman alam dengan batasan jarak awal selebar rentang tangan agar mempermudah untuk pemasangan alat. Bila jarak selebar rentang tangan kita belum ada celah atau pengaman alam yang baik, untuk pengaman barulah kita mencari celah atau pengaman alam yang lebih lebar dari jarak tangan kita.. Setelah kita menemukan celah atau pengaman alam yang baik untuk pengaman barulah kita coba memasang jenis pengaman yang sesuai dengan bentuk celah atau pengaman alam tersebut dan bila celah atau pengaman alam tersebut kita yakin itu kuat setelah kita mengetes pengaman yang kita buat dengan langkah awal menarik pengaman tersebut kebawah dan bila dirasa masih kuat maka dicoba menghentakkan pengaman tersebut ke kanan atau kekiri dan bila dirasa masih juga kuat maka kita coba menginjaknya tanpa menekan kebawah dan itu pun dirasa masih kuat barulah kita mulai menghentakkan pengaman tersebut dengan menggunakan kaki kita beberapa kali dan pengaman, itu pun masih belum bergerak maka keyakinan kita secara tidak langsung akan daya tahan hentakan alat ini semakin sempurna.
Barulah kita memasang Runner belay yang benar yaitu posisi pen pada carabiner non srew yang berlawan (pengaman jalan yang terdiri dari carabiner non screw, sling dan carabiner screw), bisa saja carabiner yang di pasang hanya satu saja pada bagian sling sesuai dengan jenis pengaman, kondisi medan yang dilalui.
Setelah runner di pasang maka tali pun di masukan ke carabiner yang tidak di pasang pengaman, kemudian kita memasang stirup pada carabiner yang berada pada pengaman bukan carabiner pada tali,setelah di pasang kita menginjak stirup tersebut untuk menambah ketinggian setelah diinjak kita mulai mencari celah atau pengaman alam dengan cara yang sama, dan hal ini terus dilakukan untuk mencapai ketinggian atau pitch yang kita inginkan.
Setelah kita kita sampi pada pitch pertama kita memasang dua pengaman yang berkualitas emas lalu memasang simpul delapan pada tali pertama dan simpul delapan pada pengaman kedua lalu memasang sebuah pengaman di atas leader untuk mempermudah leader dalam membelay setelah itu memasang carabiner screw dan membuat simpul italian hitch pada bagian depan harnest setelah itu semua selesai.
Pemanjat terakhir memanjat atau jumaring untuk mengambil pengaman yang di pasang leader dengan menggunakan hammer untuk melepaskan pengaman piton dan menggunakan chocker untuk melepaskan pengaman sisip, setelah pemanjat terakhir sampai pada pitch tempat leader itu berada untuk pemanjatan selanjutnya sama dengan cara di atas.
Bila selesai melakukan pemanjatan kemudian turun melalaui jalan yang telah ada pada tebing tersebut,dan bila tidak ada jalan turun maka pemanjat melakukan rappeling dengan menggunakan figur of eight atau simpul Italian


ATURAN UNTUK KESELAMATAN PEMANJATAN
1. Cari petunjuk sebelum melakukan pemanjatan. Jangan berpendapat keahlian yang telah dipelajari di gymnasium akan sama dengan batuan sebenarnya. Jangan berpendapat bahwa pasangan anda yang berpengalaman tahu semua yang anda butuhkan.
2. Rencanakan secara matang dengan pasangan anda sebelum memulai pemanjatan. Jika anda menjadi orang pertama, apa yang akan anda lakukan diatas ?, Apakah terus, rappeling atau turun ?, Apa talinya cukup buat kembali turun ?, termasuk jika anda akan mengamankan orang kedua atau akan melakukan toprope, penting untuk diketahui sampai detail. Banyak kesalahan terjadi karena perencanaan yang tidak matang.
3. Sistem Back-up, jangan pernah percayakan nyawamu pada satu pengaman saja. Gunakan pengaman lebih dari satu, sehingga apabila yang satu tidak kuat, masih ada yang masih bisa menyelamatkan anda. Contohnya, jangan pernah toprope atau turun dengan satu pengaman saja (termasuk bolt/bor). Gunakan 2 pengaman walau menghabiskan carabiner. Biasakan sebelum melakukan pemanjatan, sesama anggota team saling periksa simpul, harness dan alat belay.
4. Toprope pada alat sendiri bukan pada pengaman alam atau pengaman yang sudah ada sebelumnya. Jika ada toprope, tali jangan langsung dimasukan ke pengaman yang sudah ada sebelumnya, tetapi gunakan webbing/sling terlebih dahulu kemudian tambahkan carabiner screw gate. Pada pengaman yang sudah ada sebelumnya, tinggal tambahkan carabiner screw gate saja. Ini akan memperpanjang umur tali anda. Dengan cara yang sama, anda dapat gunakan juga untuk rappeling.
5. Periksa sistem sebelum anda turun. Jika anda akan turun langsung, pastikan pasangan anda telah menyimpulkan ujung tali atau siap menahan beban anda sepenuhnya. Jika anda akan rappeling, lakukan sendiri. Cara ini akan meyakinkan bahwa anda telah terikat tali dengan sistem yang baik dan benar. Periksa pengamannya, jika kurang kuat, tetap gunakan sistem back-up ketika turun.
6. Komunikasi. Memanjat tebing adalah kebersamaan, jadi harus selalu ada komunikasi. Jika anda tidak bisa bicara atau teriak, gunakan sistem komunikasi diam, seperti tarikan pada tali sebagai tanda untuk pasangan anda. Sistem komunikasi ini harus disetujui sebelumnya.
7. Jika ragu jangan lakukan. Jangan gunakan pengaman jika anda tidak yakin 100% cara memasang/melepasnya. Jika tidak yakin dalam melakukan rappeling, jangan lakukan. Lebih baik malu dan minta penjelasan daripada mati konyol.





(Artikel ini adalah bahan-bahan yang penulis dapatkan sewaktu masih aktif sebagai anggota dari Wapa Manggala. Sebuah kelompok mahasiswa pecinta alam di IPDN Jatinangor. Kalau ada yang isinya sama persis dengan artikel dari orang lain, penulis minta maaf, karena tidak ada sedikit pun niat plagiat. Dari pada artikel ini hanya ter save di dalam computer, kan lebih baik di sharing kepada kawan-kawan yang memerlukan…..)

0 comments:

Posting Komentar

Share |

About This Blog

Blog ini berisi tentang berbagai macam hal yang menarik menurut sudut pandang penulis. Sesuai latar belakang pendidikan dan profesinya, maka blog ini kebanyakan berisi tentang pemerintahan, STPDN/ IPDN, dan Kecamatan Mungka, sebuah kecamatan di Sumatera Barat. Terkadang penulis juga memasukkan hal-hal tentang "Pecinta Alam", teknologi komputer dan internet, dan games PC, sejalan dengan hobby dan aktifitas sehari-hari...........

Bisnis Tiket